Warga sekaligus akademisi Universitas Kapuas (Unka) Sintang, Victor
Emanuel, mulai menaruh khawatir dan cemas, dengan kondisi daerah aliran Sungai Jemelak yang mulai tercemar.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga kawasan, yang terhitung masih berada di wilayah Kota Sintang tersebut.
"Sungai Jemelak harus dijadikan kawasan yang dilindungi. Pemda
Sintang harus membuat kebijakan guna melestarikan potensi alamnya,"
ujarnya kepada Tribun Kamis (29/10/2015).
Menurut dosen fakultas Hukum Unka ini, Sungai Jemelak
![]() |
Danau Balik Angin Sungai Jemelak Sintang |
memiliki keunikan tersendiri, baik keaneka ragaman hutan, flora dan faunanya.
Sungainya dinilai memiliki kemiripan dengan Taman Nasional Danau Sentarum Kapuas Hulu. Fungsinya sebagai penyeimbang, ekosistem di tengah pesatnya pembangunan sangat vital.
"Karena sungainya ada dalam kawasan kota," imbuhnya.
Kekwatirannya bukan tanpa alasan. Sebagai warga yang bermukim dan besentuhan langsung dengan Sungai Jemelak. Victor ia merasakan keanekaragaman sungai tersebut sudah mulai jauh berkurang.
"Ikannya pun boleh dikatakan ndak ada. Beda dengan tahun 15 tahun
lalu. Satu jam saja kita pasang pukat atau menjala air surut, udah
sekarung dapat ikan," kata Victor, yang sudah 1974 tinggal di daerah
Jemelak.
Dikatakanya Sungai Jemelak, mengitari beberapa desa/kelurahan yakni Kelurahan Tanjung Puri, Kelurahan Akcaya, dan Desa Jerora.
"Saya ini mulai tahun 1974 udah tinggal di Akcaya 1. Jadi tahu benar
potensi alam Jemelak. Maka saya risih dan galau melihat kondisi seperti
ini," ujarnya.
Victor mengungkapkan, beberapa keunikan Danau Jemelak, seperti Danau
Balik Angin. Untuk mencapainya sudah terdapat akses menuju danau,
tepatnya dai lokasi Akcaya 1, melewati kantor kelurahan.
Sumber : http://pontianak.tribunnews.com